Part 1
Hujan membasahi permukaan jalan sore hari ini, aku tak mengerti mungkin hujan turun untuk menemani perasaan ku yang sedang gelisah karena tak pernah ada kabar darimu lagi, iya semenjak aku telah memutuskan untuk memilih orang baru daripada mu.
Aku salah, aku salah mengapa aku memilih dia yang baru ku kenal bukan mempertahankanmu yang jelas jelas aku dan kamu sama sama saling mengetahui keburukan masing masing. Ah sudahlah, penyesalan memang selalu datang belakangan. Sudah beberapa bulan kepergianmu masih meninggalkan bekas, hati ini masih tergores tapi sengaja ku biarkan karena aku hanya ingin kau yang mengobatinya. Bukan orang lain, bukan orang baru itu yang hanya lewat dan merusak hubungan kita.
Memang ini bukan sepenuhnya kesalahan orang baru itu aku hanya heran mengapa ia datang di saat aku dan kau sedang merasakan gejolak cinta yang mulai tumbuh lagi iya dia datang hanya untuk sekedar singgah dan mengenalku lalu pergi dan membiarkan ku sendiri dengan penyesalanku yang telah memlih ia daripadamu. Apa semua ini adalah tantanganku untuk mencintaimu sehingga Allah sengaja menghadirkan orang baru itu untuk meyakinkan bahwa diriku memang sudah memilihmu.
Tapi ternyata godaan itu semakin melekat hingga pada malam itu aku memutuskan untuk bersama orang baru itu daripada denganmu. Entahlah memang naluri kita telah bersatu atau seperti apa ketika aku bersama orang baru itu mengapa tepat sekali kau mengirimkan sebuah pesan yang sangat simple tapi sangat membuat hatiku ragu dan serasa duniaku berhenti. Pesan itu menandakan bahwa aku harus tetap bersamamu walaupun isi pesan itu sangat simple dan tak ada unsur untuk memaksaku untuk bertahan dengan keadaan hubungan kita yang tak pernah jelas.
Tapi maaf sayang, orang yang selalu mengirimkan ku pesan akan kalah dengan orang yang selalu ada, orang yang mengatakan cepat sembuh akan kalah dengan orang yang menyediakan obat untukmu. Maaf, pemikiran ku pendek aku hanya memikirkan kesenanganku untuk saat itu bukan untuk masa depanku. Dan walaupun aku kembali padamu aku percaya bahwa hanya lima puluh persen pintu hatimu akan bersedia untuk kau buka. Kau sangat sulit, kau sukar kita sangat sukar untuk di persatukan seperti air dan minyak. Sudahlah kejadian ini adalah sebuah penyesalan dan akan menjadi pembelajaran paling berguna untuk kedepannya kelak.
-Apa semua ini adalah tantanganku untuk mencintaimu sehingga Allah sengaja menghadirkan orang baru itu untuk meyakinkan bahwa diriku memang sudah memilihmu.